BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konsep adalah suatu ide dimana
terdapat kesan abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata.
Kosep keperawatan adalah suatu ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual
atau model keperawatan.
Model konseptual
keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi kerja melibatkan
perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi
organisasi dimana perawat mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat peka
terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang harus dikerjakan pada
saat itu.
Model konseptual keperawatan
digunakan dalam praktek, penelitian dan pengajaran. Oleh karena itu, model
harus diperkenalkan untuk memperkuat profesi perawat khususnya dalam mengoreksi
pemikiran yang salah tentang profesi perawat, bahwa perawat merupakan pembantu
dokter dan tidak sedikit yang berfikiran bahwa perawat hanya mengikuti perintah
dokter. Pengembangan dan perluasan pengetahuan perawat untuk meningkatkan
keterampilan perawat akan menjadi hal yang cukup penting dalam proses- proses
keperawatan yang akan dilakukan terutama teori- teori dan konseptual
keperawatan yang akan memberikan panduan terhadap hal praktek, pendidikan dan
penelitian keperawatan.
Teori merupakan
sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan
yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh
fakta- fakta yang telah diobservasi tetapi kurang bukti secara langsung. Teori
keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan
sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat mengingat dalam model praktek
keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakian dan nilai yang
mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam
memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan
keterampilan. Hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam mengembangkan tujuannya.
1.2. Tujuan
Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk mengetahui konsep dan teori keperawatan menurut Dorothy
Johnson.
1.3. Manfaat
Manfaat dari makalah
ini yaitu menambah pengetahuan tentang konsep dan teori keperawatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Biografi
Dorothy Johnson dilahirkan di Savannah, Georgia pada tahun 1919. Dia seorang Sarjana Muda Dalam Ilmu
Pengetahuan Keperawatan dari Universitas Vanderbilt, Nashville, Tennesse dan tentang ilmu kesehatan dari Harvard. Dia memulai penerbitan idenya tentang keperawatan segera setelah wisuda dari
Vanderbilt. Kebanyakan
waktunya untuk berkarier sebagai guru di universitas dari
California, Los Angles. Dia mengerjakan tugasnya seperti Guru Besar dan pension pada tanggal 1 Januari 1978, dan setelah itu berada di Florida.
Dorothy Johnson
mempengaruhi profesinya melalui penerbitan karyanya sejak tahun 1950. Sepanjang kariernya, Johnson
telah menekan kepentingan dari penelitian yang mendasari ilmu perawatan oleh
perawat kepada klien. Johnson merupakan pencetus awal dari keperawatan sebagai
satu pengetahuan seperti halnya suatu seni. Johnson adalah seorang perawat yang
mempunyai satu pengetahuan yang mencerminkan
keduanya, yaitu pengetahuan dan seni. Johnson mengajukan bahwa ilmu pengetahuan
dari keperawatan penting bagi perawatan yang dilaksanakan oleh perawat secara
efektif yang meliputi satu konsep kunci yang diambil dari dasar dan ilmu
terapan.
Pada tahun 1968,
Johnson mengusulkan model keperawatannya sebagai wujud perkembangan dari "Efisien dan Fungsi
Tingkah Laku yang Efektif pada Pasien untuk Mencegah Penyakit”. Dalam posisi
ini Johnson mulai mengintegrasikan konsep berhubungan ke model sistem pekerjaannya,
selanjutnya digambarkan oleh pernyataan dari kepercayaan bahwa keperawatan
dikaitkan dengan satu orang sebagai satu keutuhan yang terintegrasi dan pada
pengetahuan spesifik dari objek yang kita perlukan. Tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan dan mempedulikan keutamaan klien.
Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale, yaitu
tujuan perawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau
mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada
pasien sebagi individu dan bukan pada entitas yang spesifik. Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam
psikologi, sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya .
2.2. Konsep dan Teori Keperawatan Menurut Dorothy
Johnson
Model
konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan sistem
perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin
mencapai keseimbangan dan stabilitas baik di lingkungan internal maupun
eksternal. Selain itu, individu juga memiliki keinginan dalam mengatur dan
menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya. Teori keperawatan Dorothy Johnson diukur dengan behavioral system theory (teori sistem perilaku). Johnson memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi
oleh kehadiran aktual dan tak langsung makhluk sosial lain yang telah
ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.
2.2.1
Konsep Perilaku
Perilaku manusia (human behavior) merupakan sesuatu yang
penting dan perlu dipahami secara baik. Hal ini disebabkan perilaku manusia
terdapat di dalam setiap aspek kehidupan manusia. Perilaku manusia mencakup dua
komponen, yaitu sikap atau mental dan tingkah laku (attitude). Sikap atau mental merupakan sesuatu yang melekat pada
diri manusia. Mental diartikan sebagai reaksi manusia terhadap sesuatu keadaan
atau peristiwa, sedangkan tingkah laku merupakan perbuatan tertentu dari
manusia sebagai reaksi terhadap keadaan atau situasi yang dihadapi. Perbuatan
tertentu ini dapat bersifat positif dapat pula negatif. Individu dalam merespon
atau menanggapi suatu peristiwa atau keadaan, selain dipengaruhi oleh situasi
yang dihadapi juga dipengaruhi lingkungan ataupun kondisi pada saat itu. Selain
pengertian tersebut, pengertian perilaku dapat pula ditinjau dari aspek
biologis. Pengertian perilaku dari segi biologis dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan atau aktivitas individu yang bersangkutan. Adapun perilaku manusia
dapat diartikan sebagai aktivitas manusia yang sangat kompleks sifatnya, antara
lain perilaku dalam berbicara, berpakaian, berjalan dan sebagainya. Perilaku
ini umumnya dapat diamati oleh orang lain. Namun ada pula perilaku yang tidak
dapat diamati oleh orang lain atau biasa disebut sebagai internal activities seperti persepsi, emosi, pikiran, dan motivasi.
Dalam
dunia kesehatan, ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia. Kedua
faktor tersebut adalah faktor keturunan atau genetik dan faktor lingkungan (enviromental). Faktor keturunan atau
genetik memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh warisan biologis dari
kedua orang tua. Sedangkan faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku, pada hakikatnya identik dengan
faktor yang mempengaruhi perkembangan individu. Faktor yang dimaksud dapat
berupa faktor pembawaan (heredity)
yang bersifat alamiah, faktor lingkungan yang merupakan kondisi yang
memungkinkan berlangsungnya proses
perkembangan, dan faktor waktu yaitu saat tibanya masa peka atau kematangan.
Pandangan
Johnson tentang manusia seperti mempunyai dua sistem
utama, sistem biologi dan sistem tingkah laku. Klien
dalam hal ini adalah manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan
terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidakseimbangan penyesuaian
dengan lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu
berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan.
Dorothy
Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu individu
memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya
penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari dua sistem yaitu
sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah
sistem eksternal yag berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Seseorang
dikatakan sehat jika mampu berespons adaktif baik fisik, mental, emosi dan
sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat
memelihara kesehatannya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu
keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang
dilakukan ketika ia sakit.
Menurut
Johnson, ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu yaitu agar tingkah
lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi
terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau
produktif seta mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.
Johnson mengidentifikasi tujuh
subsistem pada sistem tingkah laku. Model dari Johnson
mempunyai tujuh subsistem yang saling tergantung. Gangguan yang terjadi pada
subsistem dapat mengganggu subsistem lainya. Masing-masing subsistem mempunyai
fungsi yang unik atau tugas khusus yang penting untuk suatu performa
terintegrasi dari keseluruhan subsistem dan masing-masing mempunyai struktur
dan fungsi. Adapun tujuh
komponen subsistem menurut Dorothy Johnson,
yaitu sebagai berikut:
1. Ketergantungan
Ketergantungan merupakan bagian yang
membentuk sistem perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta
kepercayaan. Johnson
mencirikan subsistim ketergantungan dari lampiran atau subsistem affiliative. Hasil dari perilaku ketergantungan adalah persetujuan,
perhatian atau bantuan pengenalan dan fisik. Sulit untuk memisahkan subsistem ketergantungan dari affiliative atau subsistem lampiran karena tanpa seseorang diinvestasikan atau terlampir ke
perorangan untuk menjawab ke individu itu merupakan perilaku ketergantungan, subsistem ketergantungan harus menghidupkan lingkungan yang berfungsi atau berguna.
2. Ingestif
Ingestif
yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya makan dan minum
sebagai suatu subsistem tingkah laku. Sumber dalam memelihara integritas serta
mencapai kesenangan dalam pencapaian pengakuan dari lingkungan. Subsistem ingestif berhubungan ke perilaku mengepung masukan dari makanan. Ini
berhubungan ke sistem biologi. Bagaimanapun penekanan untuk keperawatan dari perspektifnya Johnson
adalah berarti dan struktur dari peristiwa sosial untuk memperoses makanan ketika makanan dimakan.
Perilaku berhubungan ke proses pencernaan dari makanan mungkin berhubungan
lebih untuk menginginkan secara sosial bisa diterima pada satu budaya tertentu
dibandingkan ke kebutuhan biologi dari perorangan. Ingestif
mengambil dari lingkungan sumber-sumber yang diperlukan untuk mempertahankan
integritas, mencapai kepuasan, dan menginternalisasi lingkungan eksternal
(Gruubs, 1980).
3. Eliminasi
(eliminative)
Eliminasi merupakan bentuk pengeluaran
segala sesuatu dari sampah atau barang yang tidak berguna secara biologis atau dapat dikatakan bahwa eliminasi
mengeluarkan produk-produk sisa biologis dari
sistem. Subsistem eliminasi berhubungan ke perilaku mengepung eksresi dari sisa buangan dari tubuh.
Johnson mengakui ini mungkin sulit terpisah dari satu perspektif sistem
biologi. Bagaimanapun, seperti dengan proses pencernaan sekitar perilaku dari
makanan, ada secara sosial perilaku bisa diterima untuk waktu dan tempat untuk manusia ke eksresi dari limbah, telah mendefinisikan berbeda
secara sosial perilaku yang dapat
diterima untuk
eksresi dari limbah, tetapi keberadaan dari hal itu pola yang tersisa dari budaya ke
budaya.
4. Seksual
Seksual
digunakan dalam pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai. Maka hilang dan
terpenuhinya kebutuhan ini juga akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam
proses keperawatan. Seksual menciptakan dan
memuaskan perasaan tertarik dan mengasihi orang lain. Subsistem seksual mencerminkan tingkah laku berhubungan ke prokreasi. Biologi berdua dan pengaruh faktor kemasyarakatan
perilaku pada subsistim seksual. Perilaku juga akan bervariasi sesuai dengan
genus dari perorangan. Kunci adalah itu merupakan suatu masukan pada semua masyarakat yang mempunyai hasil yang sama perilaku bisa diterima oleh masyarakat luas.
5. Agresif
Agresif
merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dari berbagai
ancaman yang ada di lingkungan sekitar. Agresif melindungi diri dan orang lain
dari benda-benda, orang, ide-ide yang memiliki potensi mengancam serta
berfungsi sebagai mekanisme perlingdungan diri.
Subsistem agresif berhubungan ke perilaku mengaitkan dengan
perlindungan dan penyelamatan. Johnson melihat subsistim agresif seperti
sesuatu bahwa menghasilkan tanggapan bertahan dari perorangan ketika hidup atau
wilayah diancam. Subsistim agresif tidak meliputi perilaku itu dengan satu
penggunaan primer untuk melukai individu lain.
6. Gabungan
atau Tambahan
Gabungan atau tambahan merupakan
pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif
dengan penyesuaian dalam kehidupan sosial, keamanan, dan kelangsungan hidup. Tujuannya adalah
mencapai inklusi sosial, keakraban, dan ikatan sosial yang kuat untuk amanah
dan akhirnya untuk bertahan.
Akhirnya,
subsistem perampungan menimbulkan
perilaku coba itu untuk mengontrol lingkungan. Intelektual, fisik, kreatif,
mekanik, dan perampungan keterampilan sosial adalah beberapa area yang Johnson
kenali. Area lain dari pemenuhan pribadi atau sukses juga boleh diliputi di
subsistem ini.
7. Pencapaian (Achievement)
Achievement
merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui keterampilan yang kreatif dalam
perilaku kehidupan seseorang.
Pencapaian
menguasai atau mengendalikan diri atau lingkungan melalui pencarian beberapa
standar kesempurnaan, seperti keterampilan fisik, sosial, atau kreatif.
Masing-masing subsistem
mengharuskan bahwa kebutuhan-kebutuhan fungsi harus dipenuhi dan mekanisme
pengaturan tetap utuh untuk mempetahankan kestabilan dan keseimbangan.
Kebutuhan fungsi dipenuhi melalui upaya individual sendiri atau melalui bantuan
dari lingkungan. Kebutuhan ini mencangkup perlindungan, pemeliharaan, dan
stimulasi.
Masing-masing sistem
dan subsistem mengembangkan respon respon yang berpola, berulang dan bertujuan
untuk membentuk suatu unit fungsional yang terorganisasi dan terintegrasi.
Respon-respon yang berpola ini menentukan interaksi dari subsistem, system,
dan lingkungan. Pola perilaku menetapkan
hubungan system atau orang dengan benda- benda, peristiwa, dan situasi dalam
lingkungan. Pola-pola ini teratur, bertujuan dan dapat diprediksi yang
mempertahankan efesiensi sistem.
Dalam pandangan Johnson,
tujuan keperawatan adalah mempertahankan, memulihkan, atau mencapai
keseimbangan stabilitas dalam sistem perilaku klien. Jika sistem seseorang
tidak dapat beradaptasi atau menyesuaikan dengan tekanan lingkungan eksternal,
maka perawat bertindak sebagai kekuatan pengatur eksternal untuk memodifikasi
atau mengubah struktur atau memandu kebutuhan fungsi guna memulihkan
kestabilan.
2.3.
Asumsi-Asumsi dalam Teori Tingkah Laku
1).
Perawatan (nursing)
Perawatan
seperti yang dipandang Johnson adalah tindakan eksternal untuk memberikan
organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam kondisi stres dengan memakai
mekanisasi pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan sumberdaya. Seni dan
ilmu memberikan eksternal baik sebelum dan selama gangguan keseimbangan sistem
dan karenanya membutuhkan pengetahuan tentang order, disorder dan kontrol.
Aktivitas perawatan tidak bergantung pada wewenang medis tetapi bersifat
pelengkap (komplementer) bagi medis atau pengobatan.
2).
Orang (person)
Johnson
memandang manusia sebagai sistem perilaku dengan pola, pengulangan dan cara bersikap
dengan maksud tertentu yang menghubungkan dirinya dengan lingkungannya.
Pola-pola respon spesifik manusia membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan
terintegrasi. Manusia adalah sistem dari bagian-bagian yang membutuhkan
beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga keseimbangan.
Johnson
lebih jauh menganggap bahwa behavioral
system adalah penting untuk manusia dan apabila ada tekanan yang kuat atau
ketahanan yang rendah mengganggu keseimbangan sistemt perilaku , integritas
manusia terancam. Usaha-usaha mausia untuk menbangun kembali keseimbangan
membutuhkan pengeluaran energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi
untuk membantu proses-proses biologis dan penyembuhan.
3).
Kesehatan (health)
Johnson
memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit dipahami dan dinamis yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, psikologis dan sosial. Kesehatan
menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan memfokuskan
pada manusia bukan pada penyakit.
Kesehatan
direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan
subsistem–subsistem dari sistem perilaku. Manusia berusaha mencapai
keseimbangan dalam sistem ini yang akan mengarah ke perilaku fungsional.
Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan struktural atau fungsional
cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika sistem membutuhkan sejumlah
energi minimum untuk pemeliharaan, suplai energi yang lebih besar yang tersedia
mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.
4).
Lingkungan
Dalam
teori Johnson, lingkungan terdiri dari seluruh faktor yang bukan bagian sistem
perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi sistem dan dapat dimanipulasi
oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien. Individu
menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Sistem perilaku
berusaha menjaga equilibrium dalam respon terhadap faktor lilngkungan dengan
mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya. Gaya lingkungan yang
kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan sistem perilaku dan mengancam
stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan supaya sistem
membangun kembali eqilibrium dalam menghadapi tekanan-tekanan berikutnya.
Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan dengan perilaku-perilaku
yang baik.
Ilmu keperawatan
memadukan sintesis dan penerapan pengetahuan ilmu biofisik, perilaku dan
humanistik di sertai dengan studi tentang hubungan perawat dengan klien dan
lingkungan dalam konteks kesehatan. Dasar pengetahuan ini dengan cepat berubah
dan meluas karena di tunjang oleh penelitian dan teori baru yang menyediakan
informasi tambahan. Perawat menerapkan dasar pengetahuan yang luas ini melalui
berpikir kritis, keterampilan psikomotor dan tindakan interpersonal untuk
membantu klien mencapai potensi kesehatannya yang optimum.
Proses keperawatan
adalah aktivitas yang mempunyai maksud yaitu praktik keperawatan yang dilakukan
dengan cara sistematik. Selama proses keperawatan, perawat menggunakan dasar
pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status kesehatan klien, membuat
penilain yang bijaksana dan diagnosis, mengidetifikasi hasil akhir kesehatan
yang diinginkan klien dan merencanakan menerapkan serta mengefaluasi tindakan
keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut.
2.4.
Proses Keperawatan Menurut Johnson
Grubbs mengembangkan
satu alat penilaian berlandaskan tujuh subsistem Johnson. Satu subsistem dia
tambahkan "penyembuhan", yang
difokuskan pada aktivitas sehari-hari. Aktivitas sehari-hari meliputi area
seperti pola dari sisa, kebersihan, dan rekreasi. Satu diagnosa dapat dibuat
berhubungan dengan ketidakcukupan atau pertentangan pada satu subsistem atau di
antara subsistem. Perencanaan untuk implementasi dari kekhawatiran keperawatan
harus mulai pada taraf subsistem dengan hasil terakhir dari fungsi secara
cenderung tingkah laku dari keseluruhan sistem. Implementasi oleh perawat
kepada klien merupakan satu kekuatan
eksternal untuk memanipulasi dari subsistem kembali status dari equalibrium.
Evaluasi hasil dari implementasi ini kemungkinan siap jika posisi seimbang
yang telah didefinisikan selama tahap
perencanaan yang terjadi sebelum implementasi.
2.4.5.
Hubungan Antara Model Konseptual Keperawatan dan Proses keperawatan
1. Penilaian
Pada tahap penilaian dari proses keperawatan,
terkait ke area subsistem spesifik yang dikembangkan. Holaday, Little, dan
Damus mengajukan bahwa fokus penilaian pada subsistem berhubungan dengan
penulisan masalah kesehatan. Satu penilaian berlandaskan subsistem tingkah laku
tidak mudah bagi perawat untuk mengumpulkan keterangan terperinci tentang
sistem biologi. Penilaian terkait ke
subsistem affiliative yang difokuskan pada satu pebuatan nyata yang berpengaruh
pada pada sistem sosial lain dimana perorangan merupakan satu anggota.
Pada penilaian dari subsistem ketergantungan,
perhatian adalah bagaimana memahami perbuatan seseorang perlu mengenal secara
signifikan terhadap hal lain, sehingga nyata berpengaruh pada lingkungan
sekitarnya sehingga dapat membantu
individu dalam menemui kebutuhan itu. Penilaian dari subsistem ingestive akan
membahas masalah masukan makanan dan cairan, yang meliputi lingkungan sosial
dimana makanan dan cairan dicernakan. Subsistem eliminasi menghasilkan
pertanyaan yang berhubungan ke pola
pembuangan air besar dan urinaria serta dimana proses tersebut terjadi.
Ada banyak celah tentang keterangan
seluruh individu jika model sistem
tingkah laku Johnson hanya memandukan penilaian. Pola hubungan keluarga hanya
disinggung pada affiliative dan subsistem ketergantungan. Keterangan dasar yang
berhubungan dengan status pendidikan, status ekonomi, dan jenis tempat tingal
juga berhubungan cukup besar dengan komponen-komponen subsistem. Faktor ini
dengan jelas diidentifikasi sebagai satu aspek penting dari semua subsistem.
2. Diagnosa
Berdasarkan teori sistem perilaku
menurut Johnson yang menngambarkan diagnosa cukup rumit. Diagnosa cenderung
umum ke satu subsistem sedikit spesifik terhadap satu masalah. Grubbs telah
mengajukan empat katagori dari sistem tingkah laku Johnson, yaitu:
1)
Ketidakcukupan satu
status yang mana berada ketika satu subsistem tertentu bukan berfungsi atau
mengembangkan ke kapasitas paling penuh ini sehubungan dengan kekurangan dengan
kebutuhan fungsional.
2) Pertentangan
satu perilaku itu tidak menjumpai gol dimaksud. incongruency biasanya membohongi di antara aksi dan gol dari
subsistem, walau cocok dan pilihan betul-betul mempengaruhi aksi tidak efektif.
3) Ketidakcocokan
gol atau perilaku dari dua subsistem pada keadaan yang sama menilai dengan satu
sama lain ke kerusakan dari perorangan.
4)
Kekuasaan perilaku di
subsistem sesuatu dipergunakan lebih dari lain subsistem dengan tanpa melihat
keadaan kerusakan dari subsistem yang lain.
3.
Perencanaan
Perencanaan
intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung dengan model konseptual keperawatan.
Intervensi dengan menyesuaikan pada pola intervensi dari model konseptualyang
digunakan.
4.
Implementasi
Melaksanakan
rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah yang bukan merupakan bagian
dari model keperawatan. Model keperawatan menunjukkan apa yang harus dilakukan
oleh perawat yang langsung mempengaruhi intervensi keperawatan yang
direncanakan, tetapi tidak menunjukkan pada perawat bagaimana menerapkan
rencana itu.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan fungsi perawatan yang
berlanjut. Evaluasi berhubungan dengan bagaimana cara klien beradaptasi dan
bereaksi, kebutuhan klien serta tujuan klien. Jika perawat sudah dapat
menjawabnya, akan membantu perawat
menilai keefektifan dari proses perawat secara keseluruhan dan model keperawatan.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson
menulis bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku
efektif pada pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep
dari disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan,
adaptasi dan modifikasi perilaku untuk mengembangkan teorinya.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dorothy Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan
untuk membantu individu menfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien
untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri
dari dua sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan
termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku
seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespon adaptif baik fisik,
mental, emosi dan sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan
harapan dapat memelihara kesehantanya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk
membantu keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang
dilakukan ketika ia sakit.
Menurut Johnson ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada
individu yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan
masyarakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat
bagi dirinya dan orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah
kesehatan yang dialaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel :http://perawatpedia.blogspot.co.id/2014/04/teori-keperawatan-dorothy-e-jhonson.html.
diakses tanggal 17 September 2015.
Artikel :http://thomaz1945.blogspot.co.id/2013/11/teori-keperawatan-dorothy-e-johnson_28.html.
diakses tanggal 17 September 2015.
Artikel :http://wiryakora-kora.blogspot.co.id/2009/02/konsep-dorothy-e-jhonson.html.
diakses tanggal 17 September 2015.
Artikel :http://renal-mumar.blogspot.co.id/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html.
diakses tanggal 17 September 2015.
Artikel :http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2014/03/teori-keperawatan-perilaku-dorothy-e.html.
diakses tanggal 19 September 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar