Selasa, 24 November 2015

Konsep Keperawatan DOROTHY JOHNSON

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Konsep adalah suatu ide dimana terdapat kesan abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata. Kosep keperawatan adalah suatu ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi kerja melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang harus dikerjakan pada saat itu.
           Model konseptual keperawatan digunakan dalam praktek, penelitian dan pengajaran. Oleh karena itu, model harus diperkenalkan untuk memperkuat profesi perawat khususnya dalam mengoreksi pemikiran yang salah tentang profesi perawat, bahwa perawat merupakan pembantu dokter dan tidak sedikit yang berfikiran bahwa perawat hanya mengikuti perintah dokter. Pengembangan dan perluasan pengetahuan perawat untuk meningkatkan keterampilan perawat akan menjadi hal yang cukup penting dalam proses- proses keperawatan yang akan dilakukan terutama teori- teori dan konseptual keperawatan yang akan memberikan panduan terhadap hal praktek, pendidikan dan penelitian keperawatan.
Teori merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta- fakta yang telah diobservasi tetapi kurang bukti secara langsung. Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakian dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan. Hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam mengembangkan tujuannya.

1.2. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui konsep dan teori keperawatan menurut Dorothy Johnson.

1.3. Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu menambah pengetahuan tentang konsep dan teori keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Biografi
Description: Description: http://3.bp.blogspot.com/-vnqOEm5pamc/U1V1qF6c8cI/AAAAAAAAABY/3Uazq2y2igw/s1600/Johnson_01.gif
Dorothy Johnson dilahirkan di Savannah, Georgia pada tahun 1919. Dia seorang Sarjana Muda Dalam Ilmu Pengetahuan Keperawatan dari Universitas Vanderbilt, Nashville, Tennesse dan tentang ilmu kesehatan dari Harvard. Dia memulai penerbitan idenya tentang keperawatan segera setelah wisuda dari Vanderbilt. Kebanyakan waktunya untuk berkarier sebagai guru di universitas dari California, Los Angles. Dia mengerjakan tugasnya seperti Guru Besar dan pension pada tanggal 1 Januari 1978, dan setelah itu berada di Florida. 
Dorothy Johnson mempengaruhi profesinya melalui penerbitan karyanya  sejak tahun 1950. Sepanjang kariernya, Johnson telah menekan kepentingan dari penelitian yang mendasari ilmu perawatan oleh perawat kepada klien. Johnson merupakan pencetus awal dari keperawatan sebagai satu pengetahuan seperti halnya suatu seni. Johnson adalah seorang perawat yang mempunyai satu  pengetahuan yang mencerminkan keduanya, yaitu pengetahuan dan seni. Johnson mengajukan bahwa ilmu pengetahuan dari keperawatan penting bagi perawatan yang dilaksanakan oleh perawat secara efektif yang meliputi satu konsep kunci yang diambil dari dasar dan ilmu terapan.
Pada tahun 1968, Johnson mengusulkan model keperawatannya sebagai wujud  perkembangan dari "Efisien dan Fungsi Tingkah Laku yang Efektif pada Pasien untuk Mencegah Penyakit”. Dalam posisi ini Johnson mulai mengintegrasikan konsep berhubungan ke model sistem pekerjaannya, selanjutnya digambarkan oleh pernyataan dari kepercayaan bahwa keperawatan dikaitkan dengan satu orang sebagai satu keutuhan yang terintegrasi dan pada pengetahuan spesifik dari objek yang kita perlukan. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dan mempedulikan keutamaan klien.
Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale, yaitu tujuan perawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada pasien sebagi individu dan bukan pada entitas yang spesifik. Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya .

2.2. Konsep dan Teori Keperawatan Menurut Dorothy Johnson
            Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas baik di lingkungan internal maupun eksternal. Selain itu, individu juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya. Teori keperawatan Dorothy  Johnson diukur dengan behavioral system theory (teori sistem perilaku). Johnson memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak langsung makhluk sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.
2.2.1 Konsep Perilaku
Perilaku manusia (human behavior) merupakan sesuatu yang penting dan perlu dipahami secara baik. Hal ini disebabkan perilaku manusia terdapat di dalam setiap aspek kehidupan manusia. Perilaku manusia mencakup dua komponen, yaitu sikap atau mental dan tingkah laku (attitude). Sikap atau mental merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia. Mental diartikan sebagai reaksi manusia terhadap sesuatu keadaan atau peristiwa, sedangkan tingkah laku merupakan perbuatan tertentu dari manusia sebagai reaksi terhadap keadaan atau situasi yang dihadapi. Perbuatan tertentu ini dapat bersifat positif dapat pula negatif. Individu dalam merespon atau menanggapi suatu peristiwa atau keadaan, selain dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi juga dipengaruhi lingkungan ataupun kondisi pada saat itu. Selain pengertian tersebut, pengertian perilaku dapat pula ditinjau dari aspek biologis. Pengertian perilaku dari segi biologis dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas individu yang bersangkutan. Adapun perilaku manusia dapat diartikan sebagai aktivitas manusia yang sangat kompleks sifatnya, antara lain perilaku dalam berbicara, berpakaian, berjalan dan sebagainya. Perilaku ini umumnya dapat diamati oleh orang lain. Namun ada pula perilaku yang tidak dapat diamati oleh orang lain atau biasa disebut sebagai internal activities seperti persepsi, emosi, pikiran, dan motivasi.
            Dalam dunia kesehatan, ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia. Kedua faktor tersebut adalah faktor keturunan atau genetik dan faktor lingkungan (enviromental). Faktor keturunan atau genetik memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh warisan biologis dari kedua orang tua. Sedangkan faktor yang mempengaruhi perubahan  perilaku, pada hakikatnya identik dengan faktor yang mempengaruhi perkembangan individu. Faktor yang dimaksud dapat berupa faktor pembawaan (heredity) yang bersifat alamiah, faktor lingkungan yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya  proses perkembangan, dan faktor waktu yaitu saat tibanya masa peka atau kematangan.
Pandangan Johnson  tentang manusia seperti mempunyai dua sistem utama, sistem biologi dan sistem tingkah laku. Klien dalam hal ini adalah manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidakseimbangan penyesuaian dengan lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan.
            Dorothy Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari dua sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yag berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons adaktif baik fisik, mental, emosi dan sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara kesehatannya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan ketika ia sakit.
            Menurut Johnson, ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif seta mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.
Johnson mengidentifikasi tujuh subsistem pada sistem tingkah laku. Model dari Johnson mempunyai tujuh subsistem yang saling tergantung. Gangguan yang terjadi pada subsistem dapat mengganggu subsistem lainya. Masing-masing subsistem mempunyai fungsi yang unik atau tugas khusus yang penting untuk suatu performa terintegrasi dari keseluruhan subsistem dan masing-masing mempunyai struktur dan fungsi. Adapun tujuh komponen subsistem menurut Dorothy Johnson, yaitu sebagai berikut:
1. Ketergantungan
       Ketergantungan merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Johnson mencirikan subsistim ketergantungan dari lampiran atau subsistem affiliative. Hasil dari perilaku ketergantungan adalah persetujuan, perhatian atau bantuan pengenalan dan fisik. Sulit untuk memisahkan subsistem ketergantungan dari affiliative atau subsistem lampiran karena tanpa seseorang diinvestasikan atau terlampir ke perorangan untuk menjawab ke individu itu merupakan  perilaku ketergantungan, subsistem ketergantungan harus menghidupkan lingkungan yang berfungsi atau berguna.
2. Ingestif
Ingestif yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya makan dan minum sebagai suatu subsistem tingkah laku. Sumber dalam memelihara integritas serta mencapai kesenangan dalam pencapaian pengakuan dari lingkungan. Subsistem ingestif berhubungan ke perilaku mengepung masukan dari makanan. Ini berhubungan ke sistem biologi. Bagaimanapun penekanan untuk keperawatan dari perspektifnya Johnson adalah berarti dan struktur dari peristiwa sosial untuk memperoses makanan ketika makanan dimakan. Perilaku berhubungan ke proses pencernaan dari makanan mungkin berhubungan lebih untuk menginginkan secara sosial bisa diterima pada satu budaya tertentu dibandingkan ke kebutuhan biologi dari perorangan.  Ingestif mengambil dari lingkungan sumber-sumber yang diperlukan untuk mempertahankan integritas, mencapai kepuasan, dan menginternalisasi lingkungan eksternal (Gruubs, 1980).
3. Eliminasi (eliminative)
Eliminasi merupakan bentuk pengeluaran segala sesuatu dari sampah atau barang yang tidak berguna secara biologis atau dapat dikatakan bahwa eliminasi mengeluarkan produk-produk sisa biologis dari sistem. Subsistem eliminasi berhubungan ke perilaku mengepung eksresi dari sisa buangan dari tubuh. Johnson mengakui ini mungkin sulit terpisah dari satu perspektif sistem biologi. Bagaimanapun, seperti dengan proses pencernaan sekitar perilaku dari makanan, ada secara sosial perilaku bisa diterima untuk waktu dan tempat untuk manusia ke eksresi dari limbah, telah mendefinisikan berbeda secara sosial perilaku yang dapat diterima untuk eksresi dari limbah, tetapi keberadaan dari hal itu pola yang tersisa dari budaya ke budaya. 
4. Seksual  
Seksual digunakan dalam pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai. Maka hilang dan terpenuhinya kebutuhan ini juga akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam proses keperawatan. Seksual menciptakan dan memuaskan perasaan tertarik dan mengasihi orang lain. Subsistem seksual mencerminkan tingkah laku berhubungan ke prokreasi. Biologi berdua dan pengaruh faktor kemasyarakatan perilaku pada subsistim seksual. Perilaku juga akan bervariasi sesuai dengan genus dari perorangan. Kunci adalah itu merupakan suatu masukan pada semua masyarakat yang mempunyai hasil yang sama perilaku bisa diterima oleh masyarakat luas
5. Agresif
Agresif merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dari berbagai ancaman yang ada di lingkungan sekitar. Agresif melindungi diri dan orang lain dari benda-benda, orang, ide-ide yang memiliki potensi mengancam serta berfungsi sebagai mekanisme perlingdungan diri.
Subsistem agresif berhubungan ke perilaku mengaitkan dengan perlindungan dan penyelamatan. Johnson melihat subsistim agresif seperti sesuatu bahwa menghasilkan tanggapan bertahan dari perorangan ketika hidup atau wilayah diancam. Subsistim agresif tidak meliputi perilaku itu dengan satu penggunaan primer untuk melukai individu lain. 
6. Gabungan atau Tambahan
Gabungan atau tambahan merupakan pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan sosial, keamanan, dan kelangsungan hidup. Tujuannya adalah mencapai inklusi sosial, keakraban, dan ikatan sosial yang kuat untuk amanah dan akhirnya untuk bertahan.
Akhirnya, subsistem perampungan menimbulkan perilaku coba itu untuk mengontrol lingkungan. Intelektual, fisik, kreatif, mekanik, dan perampungan keterampilan sosial adalah beberapa area yang Johnson kenali. Area lain dari pemenuhan pribadi atau sukses juga boleh diliputi di subsistem ini.
7. Pencapaian (Achievement)
Achievement merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui keterampilan yang kreatif dalam perilaku kehidupan seseorang. Pencapaian menguasai atau mengendalikan diri atau lingkungan melalui pencarian beberapa standar kesempurnaan, seperti keterampilan fisik, sosial, atau kreatif.
Masing-masing subsistem mengharuskan bahwa kebutuhan-kebutuhan fungsi harus dipenuhi dan mekanisme pengaturan tetap utuh untuk mempetahankan kestabilan dan keseimbangan. Kebutuhan fungsi dipenuhi melalui upaya individual sendiri atau melalui bantuan dari lingkungan. Kebutuhan ini mencangkup perlindungan, pemeliharaan, dan stimulasi.
Masing-masing sistem dan subsistem mengembangkan respon respon yang berpola, berulang dan bertujuan untuk membentuk suatu unit fungsional yang terorganisasi dan terintegrasi. Respon-respon yang berpola ini menentukan interaksi dari subsistem, system, dan  lingkungan. Pola perilaku menetapkan hubungan system atau orang dengan benda- benda, peristiwa, dan situasi dalam lingkungan. Pola-pola ini teratur, bertujuan dan dapat diprediksi yang mempertahankan efesiensi sistem.
Dalam pandangan Johnson, tujuan keperawatan adalah mempertahankan, memulihkan, atau mencapai keseimbangan stabilitas dalam sistem perilaku klien. Jika sistem seseorang tidak dapat beradaptasi atau menyesuaikan dengan tekanan lingkungan eksternal, maka perawat bertindak sebagai kekuatan pengatur eksternal untuk memodifikasi atau mengubah struktur atau memandu kebutuhan fungsi guna memulihkan kestabilan.

2.3. Asumsi-Asumsi dalam Teori Tingkah Laku
1). Perawatan (nursing)
Perawatan seperti yang dipandang Johnson adalah tindakan eksternal untuk memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam kondisi stres dengan memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan sumberdaya. Seni dan ilmu memberikan eksternal baik sebelum dan selama gangguan keseimbangan sistem dan karenanya membutuhkan pengetahuan tentang order, disorder dan kontrol. Aktivitas perawatan tidak bergantung pada wewenang medis tetapi bersifat pelengkap (komplementer) bagi medis atau pengobatan.

2). Orang (person)
Johnson memandang manusia sebagai sistem perilaku dengan pola, pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi. Manusia adalah sistem dari bagian-bagian yang membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga keseimbangan.
Johnson lebih jauh menganggap bahwa behavioral system adalah penting untuk manusia dan apabila ada tekanan yang kuat atau ketahanan yang rendah mengganggu keseimbangan sistemt perilaku , integritas manusia terancam. Usaha-usaha mausia untuk menbangun kembali keseimbangan membutuhkan pengeluaran energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk membantu proses-proses biologis dan penyembuhan.
3). Kesehatan (health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit dipahami dan dinamis yang dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, psikologis dan sosial. Kesehatan menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan memfokuskan pada manusia bukan pada penyakit.
Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan subsistem–subsistem dari sistem perilaku. Manusia berusaha mencapai keseimbangan dalam sistem ini yang akan mengarah ke perilaku fungsional. Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan struktural atau fungsional cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika sistem membutuhkan sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan, suplai energi yang lebih besar yang tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.
4). Lingkungan
Dalam teori Johnson, lingkungan terdiri dari seluruh faktor yang bukan bagian sistem perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi sistem dan dapat dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien. Individu menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Sistem perilaku berusaha menjaga equilibrium dalam respon terhadap faktor lilngkungan dengan mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya. Gaya lingkungan yang kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan sistem perilaku dan mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan supaya sistem membangun kembali eqilibrium dalam menghadapi tekanan-tekanan berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan dengan perilaku-perilaku yang baik.
Ilmu keperawatan memadukan sintesis dan penerapan pengetahuan ilmu biofisik, perilaku dan humanistik di sertai dengan studi tentang hubungan perawat dengan klien dan lingkungan dalam konteks kesehatan. Dasar pengetahuan ini dengan cepat berubah dan meluas karena di tunjang oleh penelitian dan teori baru yang menyediakan informasi tambahan. Perawat menerapkan dasar pengetahuan yang luas ini melalui berpikir kritis, keterampilan psikomotor dan tindakan interpersonal untuk membantu klien mencapai potensi kesehatannya yang optimum.
Proses keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai maksud yaitu praktik keperawatan yang dilakukan dengan cara sistematik. Selama proses keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status kesehatan klien, membuat penilain yang bijaksana dan diagnosis, mengidetifikasi hasil akhir kesehatan yang diinginkan klien dan merencanakan menerapkan serta mengefaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut.

2.4. Proses Keperawatan Menurut Johnson
Grubbs mengembangkan satu alat penilaian berlandaskan tujuh subsistem Johnson. Satu subsistem dia tambahkan  "penyembuhan", yang difokuskan pada aktivitas sehari-hari. Aktivitas sehari-hari meliputi area seperti pola dari sisa, kebersihan, dan rekreasi. Satu diagnosa dapat dibuat berhubungan dengan ketidakcukupan atau pertentangan pada satu subsistem atau di antara subsistem. Perencanaan untuk implementasi dari kekhawatiran keperawatan harus mulai pada taraf subsistem dengan hasil terakhir dari fungsi secara cenderung tingkah laku dari keseluruhan sistem. Implementasi oleh perawat kepada  klien merupakan satu kekuatan eksternal untuk memanipulasi dari subsistem kembali status dari equalibrium. Evaluasi hasil dari implementasi ini kemungkinan siap jika posisi seimbang yang  telah didefinisikan selama tahap perencanaan yang terjadi sebelum implementasi.

2.4.5. Hubungan Antara Model Konseptual Keperawatan dan Proses keperawatan
1. Penilaian
Pada tahap penilaian dari proses keperawatan, terkait ke area subsistem spesifik yang dikembangkan. Holaday, Little, dan Damus mengajukan bahwa fokus penilaian pada subsistem berhubungan dengan penulisan masalah kesehatan. Satu penilaian berlandaskan subsistem tingkah laku tidak mudah bagi perawat untuk mengumpulkan keterangan terperinci tentang sistem biologi. Penilaian  terkait ke subsistem affiliative yang difokuskan pada satu pebuatan nyata yang berpengaruh pada pada sistem sosial lain dimana perorangan merupakan  satu anggota.
Pada penilaian dari subsistem ketergantungan, perhatian adalah bagaimana memahami perbuatan seseorang perlu mengenal secara signifikan terhadap hal lain, sehingga nyata berpengaruh pada lingkungan sekitarnya sehingga dapat  membantu individu dalam menemui kebutuhan itu. Penilaian dari subsistem ingestive akan membahas masalah masukan makanan dan cairan, yang meliputi lingkungan sosial dimana makanan dan cairan dicernakan. Subsistem eliminasi menghasilkan pertanyaan yang  berhubungan ke pola pembuangan air besar dan urinaria serta dimana proses tersebut terjadi.
Ada banyak celah tentang keterangan seluruh  individu jika model sistem tingkah laku Johnson hanya memandukan penilaian. Pola hubungan keluarga hanya disinggung pada affiliative dan subsistem ketergantungan. Keterangan dasar yang berhubungan dengan status pendidikan, status ekonomi, dan jenis tempat tingal juga berhubungan cukup besar dengan komponen-komponen subsistem. Faktor ini dengan jelas diidentifikasi sebagai satu aspek penting dari semua subsistem.
2. Diagnosa
            Berdasarkan teori sistem perilaku menurut Johnson yang menngambarkan diagnosa cukup rumit. Diagnosa cenderung umum ke satu subsistem sedikit spesifik terhadap satu masalah. Grubbs telah mengajukan empat katagori dari sistem tingkah laku Johnson, yaitu:
1)      Ketidakcukupan satu status yang mana berada ketika satu subsistem tertentu bukan berfungsi atau mengembangkan ke kapasitas paling penuh ini sehubungan dengan kekurangan dengan kebutuhan fungsional.
2)      Pertentangan satu perilaku itu tidak menjumpai gol dimaksud. incongruency biasanya membohongi di antara aksi dan gol dari subsistem, walau cocok dan pilihan betul-betul mempengaruhi aksi tidak efektif.
3)      Ketidakcocokan gol atau perilaku dari dua subsistem pada keadaan yang sama menilai dengan satu sama lain ke kerusakan dari perorangan.
4)      Kekuasaan perilaku di subsistem sesuatu dipergunakan lebih dari lain subsistem dengan tanpa melihat keadaan kerusakan dari subsistem yang lain.
3. Perencanaan
Perencanaan intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung dengan model konseptual keperawatan. Intervensi dengan menyesuaikan pada pola intervensi dari model konseptualyang digunakan.
4. Implementasi
Melaksanakan rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah yang bukan merupakan bagian dari model keperawatan. Model keperawatan menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh perawat yang langsung mempengaruhi intervensi keperawatan yang direncanakan, tetapi tidak menunjukkan pada perawat bagaimana menerapkan rencana itu.
5.    Evaluasi
       Evaluasi merupakan fungsi perawatan yang berlanjut. Evaluasi berhubungan dengan bagaimana cara klien beradaptasi dan bereaksi, kebutuhan klien serta tujuan klien. Jika perawat sudah dapat menjawabnya,  akan membantu perawat menilai keefektifan dari proses perawat secara keseluruhan dan model keperawatan.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi perilaku untuk mengembangkan teorinya.

BAB III
PENUTUP


3.1. Kesimpulan
Dorothy Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu individu menfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari dua sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespon adaptif baik fisik, mental, emosi dan sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara kesehantanya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan ketika ia sakit.
Menurut Johnson ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.

DAFTAR PUSTAKA


Artikel     :http://thomaz1945.blogspot.co.id/2013/11/teori-keperawatan-dorothy-e-johnson_28.html. diakses tanggal 17 September 2015.
Artikel     :http://wiryakora-kora.blogspot.co.id/2009/02/konsep-dorothy-e-jhonson.html. diakses tanggal 17 September 2015.
Artikel     :http://renal-mumar.blogspot.co.id/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html. diakses tanggal 17 September 2015.
Artikel :http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2014/03/teori-keperawatan-perilaku-dorothy-e.html. diakses tanggal 19 September 2015.