Kamis, 22 Desember 2016

Konsep Keperawatan Myra Estrin Levine

KATA PENGANTAR
        Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan karuniaNya kami dapat menyusun makalah yang mengangkat tentang Teori dan Konsep Keperawatan menurut Myra Estrin Levine.
        Dalam proses penyusunan makalah ini, tentu saja kelompok VII mengalami banyak permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, kelompok VII mengucapkan terima kasih kepada Koordinator Mata Perkuliahan Ilmu Keperawatan Dasar II, yaitu Ibu Nelwati,MN  yang telah membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini.
        Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun sistematika penulisannya, maka dari itu kelompok VII berterima kasih apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan nantinya.
Padang, 26 September 2013
penyusun

DAFTAR ISI
                                     
KATA PENGANTAR……………………………………………………..   i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….    ii
BAB  I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang  ………………………………………………………    1
1.2  Tujuan Penulisan …………………………………………………….     1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
                        2.1  Biografi Myra Estrin Levine………………………………………...     2
     2.2  Konsep utama ……………………………………………………….    3
     2.3  Konsep Dasar Model Konservasi Levine……………………………    5
     2.4  Teori Levine dan Proses Keperawatan………………………………    6
BAB III PENUTUP
     3.1  Kesimpulan………………………………………………………….     9
     3.2  Saran………………………………………………………………...     9
DAFTAR PUSTAKA                                                                  
BAB I
PENDAHULUAN
1.1             Latar Belakang
     Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan  suatu bentuk  pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu pengetahuan keperawatan. Perkembangan ilmu pengetahuan keperawatan saat ini tidak terlepas dari upaya ahli keperawatan yang mengembangkan berbagai konsep model teori keperawatan untuk memberikan arah bagi perawat dalam melaksanakan kegiatan praktek keperawatan.
Salah satu grand theory keperawatan adalah model keperawatan konservasi yang dikembangkan oleh Myra Estrin Levine. Tiga konsep utama konservasi model adalah holistik, adaptasi, dan konservasi (Tomey&Alligood, 2006). Tujuan dari model ini adalah untuk meningkatkan adaptasi dan mempertahankan keutuhan menggunakan prinsip-prinsip konservasi.
Berdasarkan uraian diatas kelompok ingin mencoba untuk menggali lebih jauh mengenai model konservasi levine dalam penerapannya dalam pemberian asuhan keperawatan. Contoh kasus dan proses asuhan keperawatannya akan dibahas secara khusus berdasar model konservasi Levine.
    
1.2             Tujuan
1.      Memenuhi tugas dalam mata Kuliah Ilmu Keperawatan  Dasar II
2.      Untuk lebih memahami konsep model konservasi Levine.
3.       Dapat menghubungkan dan menganalisa model konsep konservasi Levine dengan proses keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biografi Myra Estrin Levine
Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sakit (mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan perawatan(George, 2002).
Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN) di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembagaseperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing” yang dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989.Ia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992(Tomey&Alligood, 2006).
Levine meninggal pada tanggal 20 Maret 1996 di usianya ke 75 tahun. Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “Teori keperawatan,” tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal Bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang  menurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien (George, 2002).
2.2 Konsep Utama
    Selama bertahun-tahun, perawat (seperti Myra Levine) telah mengembangkan berbagai teori yang memberikan penjelasan yang berbeda dari disiplin keperawatan. Seperti dia Konservasi Model, semua berbagi teori empat konsep pusat atau utama: orang, lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Selain ini, Levine Model juga dibahas orang dan lingkungan bergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu, karena akan dibahas di bawah.
1.                     Orang
              Seseorang adalah holistik sedang yang terus berupaya untuk menjaga keutuhan dan integritas  dan satu "yang hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan masa lalu-sadar." The keutuhan (integritas) dari tuntutan individu yang hidup "individu memiliki artinya hanya dalam konteks kehidupan sosial "(Levine, 1973, hal 17). Orang juga digambarkan sebagai individu yang unik dalam persatuan dan kesatuan, perasaan, percaya, berpikir dan seluruh sistem dari sistem.
2.                     Lingkungan
    Lingkungan melengkapi keutuhan individu. Lingkugan terbagi menjadi 2 bagian yaitu lingkungan internal dan  eksternal :
a.                      Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi dari individu  
dan konstan ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal juga adalah integrasi dari fungsi tubuh yang menyerupai homeorhesis daripada homeostasis dan tunduk terhadap tantangan dari lingkungan eksternal, yang selalu merupakan bentuk energi.
b.     Lingkungan eksternal dibagi ke dalam lingkungan persepsi, operasional, dan konseptual. Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan eksternal yang individu menanggapi dengan organ-organ indera mereka dan termasuk cahaya, suara, sentuhan, suhu, kimia perubahan yang berbau atau terasa, dan rasa posisi dan keseimbangan. Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan eksternal yang berinteraksi dengan jaringan hidup meskipun individu tidak memiliki organ perasa yang dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Lingkungan konseptual adalah bagian dari lingkungan eksternal yang terdiri dari bahasa, ide, simbol, dan konsep dan penemuan dan mencakup pertukaran bahasa, kemampuan berpikir dan pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama, etnis dan tradisi budaya, dan psikologis individu pola yang berasal dari pengalaman hidup.
3.      Kesehatan
     Sehat dan sakit merupakan pola perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti persatuan dan kesatuan dan "merupakan adaptasi keutuhan dan sukses". Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan. Levine (1991, hal 4) menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan sebagai: "... yang jalan kembali ke kegiatan sehari-hari dikompromikan oleh kesehatan yang buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau cedera yang diperbaiki tetapi orang dirinya sendiri ... Ini bukan hanya penyembuhan bagian tertindas. Ini agak kembali ke hood diri, dimana perambahan kecacatan dapat menyisihkan sepenuhnya, dan individu bebas untuk mengejar sekali lagi atau kepentingan-nya sendiri tanpa kendala. "Di sisi lain, penyakit adalah" tidak diatur dan tidak disiplin berubah dan harus dihentikan atau kematian akan terjadi ".
4.      Perawatan
  Perawatan melibatkan terlibat dalam "interaksi manusia" (Levine, 1973, hal.1). "Perawat itu masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia di mana saat-saat berbagi dalam waktu beberapa sepele, beberapa dramatis-daun tandanya selamanya pada setiap pasien" (Levine, 1977, hal 845). Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan memelihara keutuhan (kesehatan).
                            Seperti telah disebutkan di atas, Levine Model Konservasi dibahas bahwa cara di mana orang dan lingkungan menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Ini adalah fit dari orang dengan kesulitan nya waktu dan ruang. Respon adaptif spesifik membuat konservasi yang mungkin terjadi pada berbagai tingkatan; molekuler, fisiologis, emosional, psikologis, dan sosial. Tanggapan ini didasarkan pada tiga faktor (Levine, 1989): historisitas, spesifisitas dan redundansi.
2.3             Konsep Dasar Model Konservasi Levine
Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan pada tahun 1973,menggambarkan klien sebagai mahkluk hidup terintegrasi  yang saling berinteraksi  dan beradaptasi terhadap lingkungannya.Lervine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi , dengan konservasi energy sebagai pertimbangan utama (Fawcett,1989).Sehat dipandang dari sudut konservasi  energy dalam lingkup area sebagai berikut , Levine menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan :
1.      Konservasi Energi
Tujuan dari konversi energy ini adalah untuk menghindari penggunaan energy yang berlebihan atau kelelahan.Karena individu memerlukan keseimbangan energy dan memperbaharui energy sevara konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup.Dalam praktek keperwatan hal ini terlihat di ruang rawat pasien disamping tempat tidur pasien .
2.      Konservasi Struktur Integritas
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari intergritas struktur .Seorang perawat harus membatasi  jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan .
3.      Konservasi integritas personal
Seorang perawat aharus dapat menghargai diri pasien .Hal ini bias terlihat ketika klien dipanggil dengan namanya .Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi selama prosedur.
4.      Konservasi Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas ,social dan kesehatan merupakan keadaan social yang telah ditentukan .Oleh karena itu ,perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga ,membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal .
2.4   Teori Levine Dan Proses Keperawatan
            Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses perawatan. Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien. Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja sama.

Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga kemampuan klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan, implementasi atau semua fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk beradaptasi terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan besarnya kemampuan partisipasi klien dalam perawatan.Dalam fase pengkajian, klien dikaji melalui dua metoda yaitu interview dan observasi. dalam pengkajian berfokus pada klien, keluarga, anggota lainnya, atau hanya mempertimbangkan penjelasan dari mereka dalam membantu memecahkan permasalahan kesehatanklien. Hal ini juga mempengaruhi kesiapan klien dalam menghadapi lingkungan eksternal. Menurut Levine, jika anggota keluarga membutuhkan suatu perjanjian maka keluarga harus menjadi sasaran pengkajian. Dalam pengkajian menyeluruh, perawat menggunakan empat prinsip teori Levine yang disebut pedoman pengkajian. Perawat menitik beratkan pada keseimbangan energi klien dan pemeliharaan integritas klien. Kemudian perawat mengumpulkan sumber energi klien yaitu nutrisi, istirahat (tidur), waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota keluarga/orang lain, pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari beberapa sistem tubuh, emosi dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang integritas struktur klien yaitu pertahanan tubuh, struktur fisik, integritas personal (sistem diri klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan integritas sosial yakni : proses keputusan dari klien dan hubungan klien dengan orang lain serta kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain atau masyrakat.
             Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh. Analisa ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada empat area pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan pengumpulan data lebih banyak. Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain juga sama penekanannya.Dalam fase perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses perawatan menekankan kualitas dari aktivitas klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine tidak secara khusus mengidentifikasikan atau menekankan kebutuhan sebagai tujuan akhir.
Tujuan harus mencerminkan usaha membantu klien untuk beradaptasi dan mencapai kondisii sehat. Dalam fase perencanaan, perawat harus menetapkan tujuan :
1.      Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan.
2.      Menentukan tingakat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan
      Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis, kemudian tahapan dari perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum, konsep, teori, dan pengetahuan tentang diri manusia. Dalam mengembangkan perencanaan perawat harus meningkatkan kemampuan partisipasi klien dalam perencanaan perawatan dan mengidentifikasi tingkat partisipasi klien. Selama fase perencanaan perawat boleh konsul dengan team kesehatan lain. Pelaksanaan dari perawatan disebut implementasi. Perawat harus mengawasi respon klien. Data dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama fase evaluasi perawat bertanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada klien.
Teori Levine menyatakan bahwa :
1.      Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan.
2.      Intervensi perawat mendorong adaptasi klien.
3.      Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan perawatan.
4.      Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi perawatan yaitu tentang pengobatan atau support.
     Bagaimana teori Levine berfokus pada orang per orang, berorientasi pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang, dan klien dengan gangguan kesehatan membutuhkan intervensi perawatan.
BAB III
PENUTUP
3.1   Kesimpulan
      Myra Estrin Levine adalah seorang ahli yang memberikan penjelasan berbeda dari disiplin ilmu keperawatan.Dalam teori Levine ini terdapat empat konsep konversi utama yaitu konversi energy,integritas struktur,integritas personal dan integritas social.Semua teori ia bagi menjadi empat bagian utama antara lain  orang, lingkungan , kesehatan, keperawatan.Selain itu, Levine juga membahas orang dan lingkungan yang tergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu.Menurutnya seorang perawat harus selalu mengobservasi, memberikan intervensi yang tepat sesuai perencanaan dan mengevaluasi. Hal tersebut untuk membantu klien,sehingga hubungan kerja sama antara perawat dengan klien harus baik agar terwujudnya tujuan kedua belah pihak.
     
3.2        Saran
      Perawat harus mampu dalam  memenuhi tujuan dari asuhan keperawatan yang dilakukan, agar proses keperawatan benar-benar mampu menunjang proses pemulihan klien dan memenuhi tujuan dari keperawatan sesuai dengan teori Levine yaitu klien sebagai mahkluk hidup terintegrasi  yang saling berinteraksi  dan beradaptasi terhadap lingkungannya.Lervine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi , dengan konservasi energy sebagai pertimbangan utama.Dalam hal ini dituntut peranan perawat dalam mewujudkan tindakan yang mencakup konversi-konversi tersebut dan  mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien dalam mencapai kesehatan yang seutuhnya.
                                               DAFTAR PUSTAKA         

Potter, Patricia A. dan Anna G. Perry.2005. Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran.
Hidayat, A.Aziz Azimul.2007.Konsep dasar keperawatan edisi 2.Jakarta : Salemba Medika.

Minggu, 20 Desember 2015

DOKUMENTASI SKILL LAB






Konsep Keperawatan FLORENCE NIGHTINGALE

BAB 1
PENDAHULUAN
A.     .LATAR BELAKANG
Florence Nightingale lahir pada tanggal 12 Mei 1820 di Florence Italia dan meninggadunia pada tanggal 13 Agustus 1910 di London Inggris pada usianya yang ke-90 tahun. Florence Nightingale dibesarkan dalam keluarga yang berada, namanya diambil dari kota tempat ia lahir. Semasa kecilnya ia tinggal diLea Hurst sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya yang bernama William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah terkaya di Derbishire dan ibunya adalah keturunan ningrat dan terpandang. Florence Nightingale memiliki seorang saudara perempuan yang bernama Parthenope.
Pada masa remajanya Florence Nightingale lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, hingga akhirnya pada usianya yang cukup muda ia hanya menghabiskan waktu untuk merawat orang-orang yang sakit, Florence Nightingale menghidupkan konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Kemudian, Florence Nightingale dikenal dengan nama, ‟Bidadari Berlampu (The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang Krimea.
Florence Nightingale adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau dikenal sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu keperawatan. Teori Florence Nightingale lebih mengemukakan tentang lingkungan.
Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan.




B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penulisan dalam makalah ini adalah agar mahasiswa dapat membaca dan mempelajari tentang konsep keperawatan menurut Florence Nightingale.

2.      Tujuan Khusus
1.)    Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I
2.)    Sebagai bahan diskusi pada mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I
3.)    Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa perawat dan masyarakat umum.
4.)    Untuk mengetahui model konsep keperawatan menurut Florence Nightingale.
5.)    Menjadi penyemangat dan menambah kinerja kita sebagai perawat agar seperti Florence Nightingale yang tidak pantang menyerah dalam merawat pasien dan memperjuangkan nasib perawat.
6.)    Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan.
7.)    Menjadi dasar bagi mahasiswa perawat.
8.)    Untuk puskesmas, rumah sakit, posyandu dan lain- lain, makalah ini sangatlah bermanfaat karena lingkungan merupakan hal yang harus di perhatikan dalam perawatan pasien.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    SEJARAH KEPERAWATAN
Lahirnya keperawatan dapat dikatakan bersamaan dengan penciptaan manusia, yaitu penciptaan Adam dan Hawa. Keperawatan lahir sebagai bentuk keinginan untuk menjaga seseorang tetap sehat dan memberikan rasa nyaman, pelayanan dan keamanan bagi orang yang sakit. Walaupun secara umum tujuan keperawatan relatif sama dari tahun ke tahun, praktik keperawatan dipengaruhi oleh perubahan kebutuhan masyarakat, sehingga keperawatan berkembang secara bertahap. Keperawatan yang kita ketahui saat ini tidak dapat dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradapan manusia.
                   Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama besar di dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, seperti terjadinya perang, renaissance serta gerakan revolusi Luther turut mewarnai perkembangan keperawatan di dunia. Pada awal sejarahnya, keperawatan dikenal sebagai bentuk pelayanan komunitas dan pembentukannya berkaitan erat dengan dorongan alami untuk melayani dan melindungi keluarga (Donahue, 1995). Umur keperawatan sama tuanya dengan kedokteran. Sepanjang sejarah, profesi keperawatan dan kedokteran saling bergantung satu sama lain. Selama era Hipokrates, kedokteran bekerja tanpa perawat dan selama abad pertengahan, keperawatan bekerja tanpa dukungan medis (Donahue, 1995; Deloughery, 1995). Menurut sejarah, laki-laki dan perempuan telah memegang peran perawat, masuknya perempuan dalam keperawatan dimulai sekitar 300 M (Shryock, 1959; Donahue, 1995). Pada abad keenam jumlah laki-laki yang memasuki dunia keperawatan semakin meningkat.
                                   
B.     KONSEP MODEL KEPERAWATAN
1.      Pengetian Teori Keperawatan
Teori merupakan sekelompok konsep yang mementuk sebuah pola yang nyata suatu pernyataan yang menjeaskan suatu proses atau peristiwa. Sedangkan teori keperawatan merupakan usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.

2.      Faktor Yang Mempengaruhi Teori Model Keperawatan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan teori model keperawatan, diataranya adalah:
a)      Kebudayaan
Sebagai contoh pada zaman dahulu perawat adalah wanita dan perawat adalah anak buah dokter, tetapi sekarang yang jadi perawat bukan hanya wanita tetapi ada juga pria, serta sekarang perawat bukan lagi anak buah dokter tetapi mitra kerja dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

b)       Sistim pendidikan
Pada mulanya keperawatan belum punya sistim pendidikan yang jelas tetapi sekarang sudah memiliki sistim pendidikan dan kurikulum akurat. Sistem pendidikan perawat saat ini sudah bisa mengikuti perkembangan ilmu profesi lainnya dibidang kesehatan. Pada saat ini keperawatan telah memiliki jenjang pendidikan sampai tingkat S2. Ini menandakan ilmu keperawatan dapat bersaing dengan disiplin ilmu lain di bidang kesehatan.

c)       Pengembangan ilmu keperawatan
Adanya pengelompokan ilmu keperawatan keperawatan klinik, keperawatan komunitas dan ilmu keperawatan lainnya.



d)      Karakteristik Teori Model Keperawatan
Secara umum ada 5 karakteristik teori model keperawatan, diantaranya adalah:
1)      Teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang berhubungan dengan hal yang nyata dalam keperawatan.
2)      Teori keperawatan digunakan berdasarkan alasan yang sesuai dengan kenyataan yang ada.
3)      Harus konsisten sebagai dasar dalam mengembangkan model konsep keperawatan.
4)      Dalam menunjang aplikasi teori harus sederhana dan bersifat umum agar dapat digunakan dalam kondisi apapun.
5)      Dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan agar dapat digunakan sebagai pedoman praktek keperawatan.

e)       Tujuan Teori Model Keperawatan
Secara umum ada beberapa tujuan teori model keperawatan, diantaranya adalah: Memberikan alasan tentang kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan maupun model praktek keperawatan Membantu anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan dalam membrerikan asuhan keperawatan Membentu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan Memberkan dasar dan asumsi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.



C.     KONSEP MODEL KEPERAWATAN TEORI FLORENCE NIGHTINGALE
Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuate (jumlah vitamin atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
                                             Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan. Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.

a)      Lingkungan fisik (Physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi oranglain maupun dirinya sendiri.  Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan keleluasaan pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkanpenerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b)             Lingkungan psikologi (Psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu, ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk dapat mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu, membicarakan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

c)              Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik (khusus), kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk  pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih sekadar data-data yang ditunjukan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.



1)   Komponen Lingkungan Menurut Teori Florence Nightingale:
a.         Lima (5) komponen pokok lingkungan sehat menurut Florence Nightingale:
1.              Peredaran hawa baik.
Maksudnya adalah suatu keadaan dimana suhu berada dalam keadaan normal.
2.      Cahaya yang memadai
Cahaya yang cukup dalam pemenuhan kesehatan pasien.
3.      Kehangatan yang cukup
Kehangatan yang diperlukan untuk proses pemulihan.
4.      Pengendalian kebisingan
Suatu cara agar pasien merasa nyaman dan tidak terganggu oleh kebisingan (keributan).
5.              Pengendalian effluvia (bau yang berbahaya)
Menjauhkan pasien dari bau yang menyebabkan gangguan dalam kesehatan.

b.        Ada 12 macam komponen umum dalam Teori Florence Nightingale:
1.              Kesehatan rumah
Rumah yang sehat adalah rumah yang bersih, sehingga seseorang merasa nyaman.
2.         Ventilasidan pemanasanVentilasi
merupakan perhatian utama dari teori Nightingale. Ventilasi merupakan indikasi yang berhubungan dengan komponen lingkungan yang menjadi sumber penyakit dan dapat juga sebagai pemulihan penyakit.
3.                    Cahaya
Pengaruh nyata terhadap tubuh manusia. Untuk mendapatkan manfaat dari pencahayaan konsep ini sangat penting dalam teori Florence, dia mengidentifikasisecara langsung bahwa sinar matahari merupakan kebutuhan pasien. Menurutnya pencahayaan mempunyai sinar matahari, perawat diinstruksikan untuk mengkondisikan agar pasien terpapar dengan sinar matahari.


4.                    Kebisingan
Kebisingan ditimbulkan oleh aktivitas fisik di lingkungan atau ruangan. Hal tersebut perlu dihindarkan karena dapat mengganggu pasien.
5.         Variasi keanekaragaman
Berbagai macam faktor yang menyebabkan penyakit bagi sesesorang, missalnya makanan.
6.Tempat tidur
Tempat tidur yang kotor akan mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang dan juga pola tidur yang kurang baik akan menyebabkan gangguan pada kesehatan.
7.              Kebersihan kamar dan halaman
Kebersihan kamar dan halaman sangat berpengaruh bagi kesehatan. Oleh karena itu, pembersihan sangat perlu dilakukan pada kamar dan halaman.
8.              Kebersihan pribadi
Kebersihan pribadi sangat mendukung kesehatan seseorang karena merupakan bagian dari kebersihan secara fisik.

9.         Pengambilan nutrisi dan makanan
Pengambilan nutrisi sangat perlu dalam hal menjaga keseimbangan tubuh. Adanya nutrisi dan pola makan yang baik sangat berpengaruh bagi kesehatan.
10.           Obrolan, harapan dan nasehat
Dalam hal ini, komponen tersebut menyangkut kesehatan mental seseorang dalam menyikapi lingkungannya. Komunikasi sangat perlu dilakukan antara perawat, pasien dan keluarga. Mental yang yang terganggu akan mempengaruhi kesehatan pasien.
11.            Pengamatan orang sakit
Pengamatan sangat perlu dilakukan oleh seorang perawat, dimana seorang perawat harus tahu sebab dan akibat dari suatu penyakit.
12.       Pertimbangan social
Tidak melihat dari suatu aspek, untuk mengambil suatu keputusan tetapi dari berbagai sisi.

a.      Hubungan Teori Florence Nightingale Dengan Beberapa Konsep:
1.    Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan
a.       Individu/manusia memiliki kemampuan besar untuk memperbaikan kondisinya dalam menghadapi penyakit.
b.      Keperawatan bertujuan membawa/mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
c.       Sehat/sakit fokus pada perbaikan untuk sehat.
d.      Masyarakaat/lingkungan melibatkan kondisi Eksternal (lingkungan luar) yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.

2.      Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan
a.       Pengkajian/pengumpulan data
Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan (lingkungan fisik, psikis dan sosial).
b.      Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.
c.       Masalah difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya:
1.      Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan.
2.      Ventilasi Merupakan indikasi yang berhubungan dengan komponen lingkungan yang menjadi sumber penyakit dan dapat juga sebagai sumber pemulihan penyakit.
3.      Pembuangan sampah.
4.      Pencemaran lingkungan.
5.      Komunikasi sosial, dll.

d.      Diagnosa Keperawatan berbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain:
1.    Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
2.    Penyesuaian terhadap lingkungan.
3.    Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
e.       Implementasi  (Pelaksanaan)
Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yangmempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan individu.
f.       Evaluasi
Mengobservasi (Pengamatan) dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.
1.     Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
2.     Penyesuaian terhadap lingkungan.
3.     Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
g.      Implementasi  (Pelaksanaan)
Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yangmempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan individu.
h.      Evaluasi
Mengobservasi (Pengamatan) dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.


b.      Hubungan Teori Florence Nightingale Dengan Teori-teori Lain
1.      Teori adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya. Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada dirinya sendiri. Berhasil tidaknya respon adaptasi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence Nightingale.
2.      Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari lingkungannya berperan penting pada setiap individu dalam berespon adaptif (baik) ataumal adaptif (tidak baik).
3.      Teori kebutuhan Menurut Maslow, pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence Ninghtingale, sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi dan kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih. Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.
4.              Teori stress.
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang harus ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil akhir. Stress dapat mendorong individu untuk mengambil tindakan positip dalam mencapai keinginan atau kebutuhan. Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga individu tidak dapat mengatasi. Florence Nightingale, menekankan penempatan pasien dalam lingkungan yang optimum sehingga akan menimumkan efek stressos, misalnya tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, semuanya itu dipandang sebagai suatu stressor (penyebab stress) yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping(pertahan terhadap stress) individu.

Melalui observasi (pengamatan) dan pengumpulan data, Nightingale menghubungkan antara status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil, yang menimbulkan perbaikan kondisi hygiene (bersih) dan sanitasi selama perang Crimean. Kondisi hygene (bersih) penting untuk membantu pasien tetap bersih dan untuk merawat kulit, mulut, rambut, mata, telinga, kuku.
Di zaman sekarang ketika seseorang sakit, akan sulit memikirkan tentang mandi atau menyikat gigi atau membersihkan kuku; bernapas atau mengatasi nyeri tampak lebih penting. Oleh karenanya, perawat perlu melihat apakah pasien dapat membersihkan diri mereka sendiri dan membantu mereka bila mungkin.
Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan dan bagaimana mereka menginginkan bantuan. Praktik budaya dan agama dapat membedakan praktik  hygiene (bersih). Hygiene adalah sangat pribadi dan masing-masing individu mempunyai ide yang berbeda tentang apa yang mereka ingin lakukan.
Jika memungkinkan, perawat harus membantu pasien memenuhi kebutuhan pribadinya dari pada melakukan standar rutin. Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi tidak untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merawat orang yang sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam proses penyembuhan penyakit.
Itulah beda perawat dan dokter. Perawat juga bukan hanya memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit kepada si pasien tetapi mereka juga harus bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka merasa sehat atau sembuh dari penyakit baik lahir maupun batin (kejiwaan) mereka tenang dan nyaman.
Pada saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan kenyamanan bagi pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien itu dan dalam perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.


c.       Aplikasi Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan
Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam merawat pasien yang diterapkan dalam keperawatan saat ini, dalam hal ini ventilasi menjadi pokok utama dalam menentukan penyembuhan pasien.
a.)           Udara segar
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.
b.)    Air bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit pada pasien. Oleh karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap terjaga kebersihannya.
c.)    Saluran pembuangan yang efesien
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga terpenuhinya kebutuhan pasien secara efisien.
d.)   Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan. Focus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.
e.)    Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi rmanfaat yang besar bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat Kontraindikasi (suatu hal yang tidak boleh dilakukan).


d.      Asumsi Utama Teori Florence Nightingale
Nightingale mendefenisikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan mampu memanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan penyakit merupakan proses perbaikan yang dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan yang dialami sehingga individu dapat kembali sehat. Prinsip perawatan adalah menjaga agar proses reparative ini tidak terganggu dan tidak menyediakan kondisi yang optimal untuk proses tersebut. Untuk mencapai kondisi kesehatan, perawat harus menggunakannalarnya, disertai ketekunan dan observasi (pengamatan).
Dengan demikian, kesehatan dapat dipelihara melalui upaya pencegahan penyakit melalui faktor kesehatan lingkungan. Ia menyebut hal ini sebagai health nursing dan membedakannya dengan proper nursing yang berarti merawat klien yang sakit hingga ia dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik hingga saat kematiannya.
Menurut Nightingale, lingkungan adalah tatanan eksternal yang memengaruhi sakit dan sehatnya seseorang, termasuk disini makanan klien dan interaksi perawat dengan klien. Jika seseorang ingin sehat, perawat, alam, dan orang yang bersangkutan harus bekerja sama agar proses reparative dapat berjalan.











BAB 3
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern” merupakan salah satu pendiriyang meletakan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui model konsep dan teori keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat menemukan kebutuhan dasa rmanusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkunganya.
Selain itu Florence Nightingale juga membuat standar pada pendidikan keperawatanserta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.Florence nightingale memandang pasien dalam konteks keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial.
Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang kuat. Pengkajian atau observasi (pengamatan) bukan demi berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dankeamanan.


B.     Saran
Florence Nigtingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Dia merupakan Lady With The Lamp bagi pasien yang sakit. Maka kita sebagai perawat haruslah sebagai penerang bagi pasien yang kita rawat. Marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang.




DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin, Haji. (2001). Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika
Alimul Hidayat, Azis.(2002).Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Kusnanto. (2004)Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.. Jakarta: EGC
Mubarak, Wahid, Iqbal. (2009)Ilmu kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi.              Jakarta: Salemba Medika
Potter. (1999)Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC
Sartono. (2011).. Aplikasi Florence Nightingale dalam Pelayanan Keperawatan dan Aplikasi Kasus yang Relevan (From: http://enoe2007-berbagi.blogspot.com Keperawatan Universitas Borneo Tarakan. [Akses: 21 September2015].











                                                                                            

LAMPIRAN
Pertanyaan dan Jawaban
1.      Apa konsep Florence Nightingale ? (Arif Wibowo kelompok 6)
Jawab: Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai fokus asuhan keperawatan dan perawat titak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi perawat dengan kedokteran.

2.      Penghargaan apa saja yang diperoleh Nightingale ? (Fani kelompok 5)
Jawab: Pada tahun 90 tahun, Nihgtingale mendapatkan penghrgaan sebagai pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik, bahkan dia dikenal dengan nama “The Lady With The Lamp”.

3.      Kenapa Florence Nightingale disebut ibu keperawatan di dunia ? (Tio kelompok 3)
Jawab: Karene Florence Nightingale adalah ibu perawat pertama di dinia.

4.      Dampak dan pengaruh kesehatan apa saja dari lingkungan psikologis ? (Riska Indrawati kelompok 7)
Jawab: Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur dan cepat marah. Bila kebisingan diterima  dalam waktu lama maka akan menyebabkan penyakit psikomatik berupa Grastritis, Jantung, Stres, Kelelahan dan lain-lain.

5.      Apa alasan Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai fokus keperawatan? (Wiwi kelompok 2)
Jawab: Karena lingkungan merupakan faktor yang mempunyai efek terhadap fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun ia berada, didalam ruangan harus bebas dari debu, asap dan bau-bauan .

6.      Usaha apa yang dilakukan jika pasien mengalami gangguan dalam lingkungan fisiologis? (Sudrajat kelompok 8)
Jawab: Florence Nightingale, melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien.
7.      Apa tujuan teori keperawatan  Florence Nightingale ? (tidak ada nama)
Jawab: Tujuannya yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan didalam perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkungan.

8.      Usaha dan tindakan apa yang dilakukan ahli kesehatan jika pasien mengalami ketidaknyamanan dalam suara bising ? (Yosi.A kelompok 4)
Jawab: Sebelumnya dari pihak rumah sakit, tidak di perbolehkan mendirikan rumah sakit dekat dengan pabrik-pabrik atau tempat yang sering mengeluarkan suara kebisingan, dikarennakan sudah pasti akan mengganggu kesehatan ketenangan pasien.

9.      Apa hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan? (Ahmad Sucipto Kelompok 7)
Jawab:
e.       Individu/manusia memiliki kemampuan besar untuk memperbaikan kondisinya dalam menghadapi penyakit.
f.       Keperawatan bertujuan membawa/mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
g.      Sehat/sakit fokus pada perbaikan untuk sehat.
h.      Masyarakaat/lingkungan melibatkan kondisi Eksternal (lingkungan luar) yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.

10.  Bagaimana cara Florence Nightingale menjadi seorang perawat yang baik? (Anggi Triyani Kelompok 10)
Jawab: Dengan cara memberikan asuhan dan pelayanan yang baik terhadap pasien, sehingga pasien merasa nyaman dalam bentuk psikologis maupun fisik, sehingga sembuh lebih cepat.